Namun, Zelensky menolak perjanjian tersebut dan menyatakan pada Jumat bahwa ia mengharapkan "hasil yang adil".
Kesepakatan mineral ini telah menjadi titik kritis dalam hubungan yang semakin tegang antara Washington dan Kyiv.
Dalam pernyataannya, Trump minggu ini menyebut Zelensky sebagai "diktator tanpa pemilihan" dan secara keliru menyalahkan Ukraina atas dimulainya perang.
Sebelumnya pada Jumat, Trump juga menggambarkan Ukraina sebagai pihak yang dirugikan dalam negosiasi yang semakin mengkhawatirkan sekutu.
"Saya telah melakukan pembicaraan yang sangat baik dengan Putin, dan saya tidak melakukan pembicaraan yang begitu baik dengan Ukraina. Mereka tidak punya kartu apa pun," ungkap Trump di Gedung Putih.
Seruan Trump agar Zelensky dan Putin bekerja sama muncul meskipun dalam wawancara dengan Fox News, ia menyatakan keterlibatan Zelensky dalam perundingan AS-Rusia tidak terlalu penting.
Trump kembali menolak untuk menyalahkan Rusia atas invasi yang terjadi pada Februari 2022, dengan mengatakan, Putin tidak menghadapi tekanan untuk membuat kesepakatan.
"Ia tidak harus membuat kesepakatan, karena jika ia mau, ia akan mendapatkan seluruh negeri," jelas Trump.