Jazlyn menjelaskan karyanya berangkat dari prinsip desain berkelanjutan. “Desain saya menerapkan sistem Modular Interlock untuk memanfaatkan sisa denim,” ujar Jazlyn dalam keteramga pers, Senin (17/11/2025).
“Prosesnya memberdayakan warga sekitar pabrik karena tidak membutuhkan peralatan rumit,” kata Jazlyn. Desain ini indah serta berdampak bagi lingkungan dan masyarakat."
Aldya mengembangkan karya terinspirasi nilai budaya masyarakat. Ia mengeksplorasi cara menerjemahkan nilai tersebut melalui inovasi desain.
Aldya mengangkat budaya Aceh dalam Tari Ratoeh Jaroe sebagai inspirasi utama. Elemen budaya itu ia terapkan dalam bentuk aksesori hijab modern.
“Budaya adalah sumber inspirasi yang tidak pernah habis. Saya ingin desain tetap menghargai simbolisme budaya Indonesia," ucapnya.
Ketua Program Studi PDI Prasmul, Dhientia, mengapresiasi capaian dua mahasiswa tersebut. Ia menilai karya mereka mencerminkan integrasi inovasi dan nilai budaya.
“Prestasi ini bukti kemampuan mahasiswa menghasilkan karya berkarakter kuat. Mereka juga menunjukkan tanggung jawab lingkungan dalam desain,” kata Dhientia.
IIDSA menjadi ajang apresiasi terbesar bagi mahasiswa Desain Produk Indonesia. Kegiatan tersebut diselenggarakan Forum Program Studi ADPII di ISI Denpasar.
Sebanyak 21 program studi dari berbagai kampus mengikuti kegiatan tersebut. Ajang berlangsung pada 9 hingga 11 Oktober 2025 di Bali.
