CARAPANDANG - Departemen Luar Negeri Amerika Serikat akan mengambil alih peran Badan Pembangunan Internasional AS (USAID) dalam menangani respons bencana luar negeri. Tugas ini kini dilimpahkan kepada Biro Kependudukan, Pengungsi, dan Migrasi (PRM).

Sebelumnya, PRM berfokus pada isu pengungsi dan pengurangan migrasi ilegal. Langkah ini terungkap melalui kutipan kabel diplomatik internal yang ditinjau oleh Reuters, dilansir pada Kamis (22/5/2025).

Dalam kabel tersebut, disebutkan bahwa PRM akan menggantikan peran utama USAID sebagai badan bantuan luar negeri utama AS. Pergeseran tanggung jawab ini terjadi di tengah upaya pemerintahan Trump untuk membongkar USAID sebagai bagian dari agenda penyusutan birokrasi federal.

Kabel diplomatik, yang dikenal sebagai Aldac (All Diplomatic and Consular Posts), dikirim ke berbagai kedutaan besar dan pos diplomatik AS di seluruh dunia. Dalam kabel tersebut, disebutkan bahwa semua misi luar negeri AS kini harus berkonsultasi dengan PRM terkait deklarasi bencana internasional. 

PRM memiliki wewenang untuk menyetujui bantuan awal hingga sebesar US$100.000 (Rp1,6 miliar). Dana tambahan dapat disalurkan berdasarkan kebutuhan kemanusiaan dan koordinasi dengan kantor lain di Departemen Luar Negeri.

Namun, langkah ini menuai kritik dari para ahli. Hanya 20 dari sekitar 525 tenaga ahli dari Biro Bantuan Kemanusiaan USAID dan Kantor Bantuan Bencana Luar Negeri yang direkrut oleh PRM.