Dana Moneter Internasional mengatakan pada hari Selasa bahwa mereka mencapai kesepakatan tingkat staf dengan Ukraina untuk paket pembiayaan empat tahun senilai sekitar US$15,6 miliar atau setara dengan Rp236,5 triliun.
Bank Dunia juga mengakui, terlepas dari serangan gencar Rusia, Ukraina terus mempertahankan layanan publik yang penting, termasuk menjaga agar sekolah dan rumah sakit tetap buka, membayar gaji guru dan pegawai negeri serta membayar pensiun.
“Mendukung layanan kritis ini terus menjadi prioritas, dan Ukraina membutuhkan sekitar US$3 miliar atau setara dengan Rp45,4 triliun hingga US$4 miliar atau setara dengan Rp60,6 triliun per bulan untuk mempertahankannya,” tulis Bank Dunia.
Adapun, invasi Rusia ke Ukraina memang telah berdampak di segi sosial dan ekonomi, misalnya menggusur jutaan orang hingga membuat harga pangan dan energi global ikut melonjak.
Sampai saat ini Bank Dunia menjelaskan, invasi Rusia telah membatalkan 15 tahun kemajuan ekonomi di Ukraina, memotong produk domestik bruto sebesar 29 persen dan mendorong 1,7 juta orang Ukraina ke dalam kemiskinan.
Sektor energi Ukraina telah mengalami lonjakan kerusakan terbesar baru-baru ini sebagai akibat dari serangan yang ditargetkan Rusia pada jaringan listrik dan pusat energi lainnya selama musim dingin dalam upaya untuk membekukan populasi dan kepemimpinan Ukraina di Kyiv agar tunduk.