Pada 2014, dia diangkat menjadi pemimpin JVP, yang sebelumnya merupakan gerakan revolusioner.
Dia pernah memimpin dua pemberontakan terhadap pemerintah untuk mendirikan negara sosialis. Kedua pemberontakan itu gagal meski menyebabkan lebih dari 80.000 orang tewas.
JVP hanya meraih kurang dari 4 persen total suara dalam pemilihan parlemen pada Agustus 2020.