“Nilai-nilai ini bukan sekadar jargon, tapi pedoman moral dan profesional dalam birokrasi,” katanya.
Lalu yang ketiga, percepat realisasi program prioritas daerah, Mahyeldi meminta agar Sekda memastikan bahwa seluruh OPD fokus pada target pembangunan, tidak terjebak rutinitas, serta mampu bekerja cepat dan tepat sasaran.
“Program unggulan jangan hanya jadi dokumen. Harus ada akselerasi nyata di lapangan,” ujarnya.
Keempat, bangun sinergi lintas sektor dengan cara memperkuat koordinasi dengan pemerintah pusat, DPRD, pemerintah kabupaten/kota, dunia usaha, dan masyarakat. Sebab, itu akan menjadi kunci sukses pembangunan yang kolaboratif dan inklusif.
“Sekda harus jadi dirigen yang mengorkestrasi semua pihak agar irama pembangunan harmonis,” ucap Mahyeldi.
Kemudian yang kelima, tingkatkan kualitas pelayanan publik dengan membangun kesadaran hakikat kehadiran birokrasi adalah sebagai pelayan masyarakat, bukan penguasa. Dalam aspek ini, Mahyeldi juga menekankan pentingnya etika pelayanan dan empati dari aparatur kepada masyarakat.
“Bekerjalah dengan hati. ASN harus ramah, solutif, dan tidak menyulitkan masyarakat,” pesannya.
Serta yang keenam, ciptakan birokrasi yang adaptif dan inovatif, Mahyeldi meminta agar Sekda menjadi pelopor transformasi digital, penggunaan teknologi informasi, serta membangun semangat kerja tim yang adaptif terhadap perubahan.