SHARE

Wirid Adat Memperingati Isra' Miraj Hadirkan Ninik Mamak dan Ulama. (ft:ist)

Lapran : Defrijon

CARAPANDANG(TANAHDATAR) - Dalam rangka menyambut  Isra' dan Mi'raj Nabi Besar Muhammad SAW, warga Sungai Tarab melaksanakan kegiatan Wirid Adat.

Wirid Adat merupakan ajang silaturahmi antara Ninik Mamak, Alim Ulama dan Cadiak pandai yang saling berbagi Ilmu Agama dalam hal menyampaikan pengajian berupa ceramah agama.

Kegiatan Wirid Adat ini di Prakarsai oleh Seorang Tokoh di daerah Sungai Tarab yakni Ramdalel Bagindo Ibrahim. Ramdalel merupakan seorang Tokoh masyarakat di Sungai Tarab, yang juga merupakan Dewan Pakar Dakwah Islamiyyah Indonesia (DII).

Dalam sambutannya Ramdalel mengatakan,  dengan adanya  kegiatan ini, kita bisa mempererat Silaturrahmi tiga Unsur adat dalam adat Minangkabau yaitu " Tali Tigo Sapilin, Tungku Tigo Sajarangan" yang artinya tiga unsur tadi adalah unsur Ulama, unsur Ninik Mamak dan unsur Cadiak Pandai disatukan dalam bentuk konsep ceramah agama dalam rangka menyambut hari Besar Islam Isra' Mi'raj Nabi Besar Muhammad SAW.

“Apabila ketiga unsur di atas terpenuhi, maka terbentuklah apa yang disebut dengan "Adat Basandi Sarak, Sarak Basandi Kitabullah", oleh sebab itu dalam kegiatan Wirid Adat ini sengaja kita datangkan ketiga Unsur penting tersebut dalam bingkai ceramah Agama,” ujar Ramdalel.

Sementara itu, dalam kegiatan Wirid Adat ini dihadirkan penceramah yakni  DR. H.  Edi Rosman, S. Ag, M.Hum, beliau merupakan salah seorang Dosen Pasca Sarjana STAIN Kota Bukittinggi.

Dalam tausiahnya Ustad Edi mengatakan, hakekat Isra' dan Mi’raj itu adalah shalat sebagai tiang agama Islam, maka azan adalah sebagai seruan dan panggilan Allah kepada umatnya yang beriman serta seruan bagi seluruh mahkluk yang wajib mendengar seruan Allah SWT ini.

“Suara Azan wajib diperdengarkan dan dikeraskan suaranya agar terdengar keseluruh penjuru dunia, sebab untuk  mendapatkan perintah shalat, tidak bisa diwakilkan melalui perantara Malaikat Jibril akan tetapi Rasulullah Muhammad SAW berhadapan langsung dengan sang Khaliq Allah Azza Wajjala,” ujar ustad menjelaskan.

Selain mendengarkan tausiah dari Ustad, Wirid juga mendengarkan petuah dari unsur Ninik Mamak yakni Tengku Irwansyah Pucuk Bulek Alam Minangkabau Datuak Ketumanggungan sekaligus ketua umum Mahkama Adat Alam Minangkabau (MAAM).

Dalam penyampaiannya Tengku Irwansyah mengatakan, hakekat adat besandi sarak, sarak bersandi kitabullah dengan memaparkan hakekat tarekat Samaniyah wa naghsabandiyah wa khalidiyah silsilah Syehkcul Masyaeik Maulana Syeh Abdurahman Al-khalidi Kumango. Adat minangkabau adalah berkaum yang sesuai dengan ajaran Islam yang menganut paham Ahlulsunnah Wal jama'ah.

“Intinya bagaimana Rasulullah Muhammad SAW yang diperjalankan Allah SWT, dalam keadaan hidup dan bertemu dengan para nabi dan para pendahulunya yang telah meninggal jauh sebelumnya, akan tetapi Rasulullah menemui para nabi tersebut dalam keadaan hidup dan sehat.

Setelah bertemu dengan para Nabi, Rasulullah SAW langsung bertemu dengan Allah SWT dan menerima perintah Shalat 5 waktu dari Allah SWT,” paparnya.

Tengku mengungkapkan, bagi Umat Islam yang hanya mengenal Syariat tidak bertarikat maka dia disebut dengan FASIK, dan bagi umat Islam hanya melaksanakan Tarikat akan tetapi tidak ber Syariat disebut dengan ZINDIK,” kata Tengku menutup kajiannya. (*)