SHARE

Istimewa

Liputan : Melita Johan

CARAPANDANG [BUKITTINGGI] - Ikatan Keluarga Minang Bundo Kanduang Koto Pagar Alam, studi banding ke Kota Bukittinggi.

Kedatangan 30 orang bundo kanduang pagar alam disambut Sekdako Bukitinggi H.Martias wanto Dt.Maruhun di balairung rumah dinas wali kota, Minggu (09/10).

Wali Kota Bukittinggi diwakili Sekretaris Daerah, Martias Wanto, manyambut hangat kedatangan rombongan dari Ikatan Keluarga Minang Bundo Kanduang Koto Pagar Alam dan menyampaikan selamat datang di kampuang halaman ranah Minang.

Disebutkan, Kota Bukittinggi, merupakan kota destinasi wisata yang dilengkapi panorama dan objek wisata alam nan indah.

Di kota bersejarah ini, pengunjung juga dapat menikmati beragam kuliner khas Minangkabau dan juga berbelanja di berbagai pusat pertokoan, salah satunya Pasar Atas,” ujarnya.

Ketua Ikatan Keluarga Minang Bundo Kanduang Pagar Alam, Nurlis, menyampaikan, studi banding kali ini diikuti 30 Bundo Kanduang.

Ikatan Keluarga Minang Bundo Kanduang Pagar Alam, datang ke Kota Bukittinggi untuk bersilaturrahmi dan mempelajari bagaimana peran Bundo Kanduang di tengah keluarga dan di kalangan masyarakat. Sebelumnya, belum pernah pulang kampung dan sekarang pulang untuk mengunjungi Bukittinggi, Padang dan Kabupaten Pesisir sebelum balik kembali ke Palembang.

“Selama ini Ikatan Keluarga Minang Bundo Kanduang Koto Pagar Alam pada umumnya melihat Bukittinggi dari media sosial, dan kali ini sengaja datang untuk melihat langsung,” ujar Nurlis.

Sementara Ketua DPD Persatuan Suku Koto Sedunia (PPKS) Luak Agam, Hendrizal, menambahkan, Ikatan Keluarga Minang Bundo Kanduang Koto Pagar Alam rata rata telah sukses di rantau. Ada yang berprofesi sebagai pedagang, pengusaha, guru, pegawai kantor pemerintahan dan lain sebagainya.

Rombongan hadir di Kota Bukittinggi itu, dilepas langsung Wali Kota Pagar Alam di Palembang.

Mereka ingin mempelajari bagaimana Bundo Kanduang sebenarnya, bahkan rombongan terkesima menggunakan baju kuruang basiba yang memiliki ciri khas tersendiri, khususnya jahitan pada bagian ketiak.

Budayawan Ranah Minang, Musra Dahrizal Katik Rajo Mangkuto atau yang lebih dikenal dengan Mak Katik, pada kesempatan itu menyampaikan informasi terkait adat dan budaya Minang, serta bagaimana p



Tags
SHARE