SHARE

Pemkab Agam Apresiasi Pengawasan Masyarakat, Media dan LSM terhadap Pembangunan

Liputan : Linda Sari

CARAPANDANG [AGAM] - Pemkab Agam apresiasi pengawasan dari masyarakat, media dan LSM terhadap Pembangunan yang ada di Kabupaten Agam.

Salah satunya adalah rekonstruksi bendungan yang dilakukan melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah di aliran Sungai Batang Bawan, Nagari Bawan, Kecamatan Ampeknagari yang rusak akibat banjir bandang pada tahun 2015 dengan nilai kontrak Rp7,64 miliar yang dikerjakan oleh CV Karya Tiga Pratama.

Setdakab Agam, Drs H Edi Busti MSi pada saat melakukan peninjauan  rekontruksi bendungan pada Kamis (4/8) lampau menyampaikan untuk saling bersinergi dan mengingatkan dalam mengawasi kegiatan proyek tersebut baik dari masyarakat, media dan LSM.

Kepala BPBD Kabupaten Agam melalui PPK kegiatan rehabilitasi dan rekontruksi Indra Junaidi ST memberikan apresiasi terhadap pengawasan yang dilakukan oleh masyarakat, media dan LSM terkait rekontruksi bendungan Sungai batang Bawan.

Berdasarkan informasi dari LSM terkait dugaan kontraktor menggunakan material yang ada dilokasi, Indra menjelaskan pihaknya terus memantau kondisi lapangan dimana material didatangkan dari quarry di Padang Sawah yang memiliki izin usaha pertambangan (IUP).

Kemudian terkait spesifikasi beton Indra melanjutkan pengerjaan bendungan ini merupakan beton cyclopen yang digunakan sudah sesuai spesifikasi pada kontrak dengan bahan batu kali,pasir beton, kerikil dan semen Portland.

“Beton cyclopean tidak ada mutu betonnya, kalau yang readymix kita baru memasang 20 kubik yang dibeli dari Haji Is untuk lapisan atas,” Ucap Indra saat ditemui dikantornya Selasa (27/9).

Selain itu, Indra menegaskan terkait penerapan K3 dalam pekerjaan,menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) adalah wajib hukumnya.

“APD sudah digunakan oleh pekerja, mungkin saat peninjauan pekerja tidak menggunakannya. Saat ini sudah kita ingatkan untuk selalu menggunakan APD karena meminimalkan risiko keselamatan pekerja,” tutur Indra.

Indra juga menambahkan, musim hujan dengan intensitas tinggi saat ini kerap mengakibatkan banjir  menjadi tantangan berat dalam rekonstruksi bendungan.

Selain tidak bisa melakukan pekerjaan, progres pekerjaan yang telah dibangunpun tergerus banjir hingga menghanyutkan material yang berada di lokasi.

“Pelaksana sudah satu bulan ini hanya mengerjakan kisdam saja karena curah hujan yang tinggi mengakibatkan banjir serta menghanyutkan material yang ada dilokasi,” tutupnya.

Tags
SHARE