“Sebuah Otoritas Palestina yang berfungsi dengan baik dan telah direformasi harus memainkan peran sentral dalam pemerintahan pascakonflik di Gaza,” tambahnya dalam konferensi pers setelah berbicara dengan Perdana Menteri Palestina Mohammad Mustafa di Luksemburg.
Sebagai bagian dari paket bantuan ini, Uni Eropa juga menyediakan dana hibah sebesar 576 juta euro (Rp10,9 triliun) untuk berbagai proyek di wilayah Palestina. Dana tersebut termasuk 82 juta euro (Rp1,5 triliun) yang dialokasikan untuk badan PBB urusan pengungsi Palestina (UNRWA).
Selain itu, sektor swasta Palestina akan memiliki akses hingga 400 juta euro (Rp7,6 triliun) dalam bentuk pinjaman berbunga rendah yang disediakan Uni Eropa. Langkah ini merupakan bagian dari upaya untuk mendukung pertumbuhan ekonomi dan menciptakan lapangan kerja.
Bantuan ini juga diharapkan dapat meningkatkan legitimasi dan efektivitas lembaga-lembaga Palestina. Selain itu, bantuan ini bertujuan memperbaiki situasi kemanusiaan yang memburuk, khususnya di Gaza.